Rabu, 22 Agustus 2012

Pariwisata Dongkrak Perekonomian

Pariwisata memiliki dampak secara langsung maupun tidak langsung bagi perekonomian nasional maupun lokal. Hal itu dimulai dari pembayaran jasa transportasi, menginap di hotel, mencicipi kuliner khas, berbelanja souvenir, berkunjung ke daerah wisata. Semuanya memiliki dampak ekonomi.
Untuk itu, pariwisata berpeluang untuk menjadi sektor unggulan yang berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia bila melakukan perhitungan neraca satelit pariwisata nasional (nesparnas) dengan tepat.
Saat ini pariwisata masih menjadi sektor pilihan dalam kontribusi ke PDB, tapi dapat menjadi sektor unggulan bila menunjukkan kemampuan dalam neraca satelit pariwisata,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wardiyatmo di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Nesparnas adalah metode untuk mengetahui dampak ekonomi dari kegiatan pariwisata yaitu berapa produksi nasional pariwisata, nilai tambah pariwisata kepada PDB, gaji pegawai di sektor pariwisata dan berapa pajak tidak langsung dari pariwisata.

Sistem ini memang masih dalam masa percobaan, namun dengan sistem ini dapat diketahui kontribusi pariwisata ke pendapatan nasional dan daerah, sehingga pemangku kebijakan dapat memilih strategi yang tepat untuk mendorong kemajuan ekonomi daerahnya,” jelas dia.

Dampak ekonomi pariwisata 2010 terhadap produksi barang dan jasa secara nasional mencapai 4,73%, kontribusi terhadap PDB sebesar 4,06 %, sedangkan terhadap tenaga kerja secara nasional sebesar 6,87%. “Pada tahun 2010 sektor pariwisata mencipatakan lapangan kerja bagi 7,43 juta orang,” kata Wardiyatmo.

Dengan adanya Nesparnas tersebut, diharapkan pariwisata semakin disadari sebagai sektor penyumbang kue pembangunan nasional.

Kasubdit Statistik Pariwisata BPS, Eko Marsoro mengatakan data diperoleh dari sisi permintaan yaitu jumlah pengeluaran wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara saat mereka berkunjung, sehingga data lebih valid. “Nesparnas juga dapat digunakan untuk memperlihatkan kontribusi pertanian terhadap produksi, nilai tambah atas PDB dan tenaga kerja di suatu bidang tertentu,” jelasnya.

Saat ini sektor yang paling besar mendapatkan nilai tambah PDB dari pariwisata adalah hotel yaitu mencapai 95,13 persen, selajutnya angkutan kereta api yaitu 71,63 persen dan angkutan udara sebesar 36,75 persen,” jelas Eko.

Namun, pariwisata juga menyumbangkan nilai tambah PDB kepada restoran (13,98 persen), konstruksi (3,72 persen) dan komunikasi (2,87 persen). “Artinya dengan perkembangan pariwisata maka muncul sarana dan prasarana menuju lokasi wisata maupun infratruktur komunikasi untuk menunjang pariwisata,” tambah Eko.

Beberapa daerah, menurut Eko telah memiliki Nesparda yang dapat dijadikan sebagai indikator perkembangan pariwisata secara konfrehensif. Misalnya, Eko menggambarkan sumbangan pariwisata DKI Jakarta terhadap PDB nasional sebesar Rp 44,24 triliun dengan menciptakan lapangan kerja sebanyak 390.512 orang, sedangkan pariwisata Bali sebesar Rp 19,54 triliun membuka lapangan kerja sebanyak 815 ribu orang.

Data ini menunjukkan ativitas pariwisata di DKI Jakarta padat modal dibandingkan di Bali. Kegiatan pariwisata padat modal ini terkait dengan jenis wisatanya misalnya lebih banyak wisata bisnis atau MICE,” tutup Eko.

sumber : http://www.suarapembaruan.com/home/sektor-pariwisata-turut-dongkrak-perekonomian/19621

Tidak ada komentar:

Posting Komentar